Bangku Studio Foto

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Koleksi perabot bangku semacam ini umumnya menghias bangunan rumah peristirahatan, yang lazin disebut landhuis dengan patron Belanda.

 Luar biasa rasanya, jika kita memiliki sebuah perabot yang tidak berubah selama 100 tahun. Masih berfungsi baik dan sudah jarang dijumpai. Sehingga saya kini semakin berhati-hati menyimpannya.

Selain kesempurnaan bentuk dan proporsi juga menambah kesan dramatis sebagai elemen estetis yang mendukung suasana kolonial masa lampau.

Pola geometris atau bunga ornamen sebuah sintesis dari budaya Timur dan Eropa.

Di sini terlihat sekali akulturasi gaya ekspresi peradaban Eropa dan karakter Peranakan.

Koleksi perabot bangku ini menunjukkan imajinasi popular kelas elit kolonial, biasanya dimiliki keluarga Eropa di Hindia Belanda.

Dudukan jok bercorak floral langgam kolonial tempo doeloe ini cenderung bergaya Indische Empire Stijl namun kaya akan unsur dekoratif.

Dalam foto tersebut kita bisa melihat lagi bagaimana situasi masa lalu, keterlibatan etnis Peranakan ini adalah sebagai obyek terpotret, sebagai bagian dari properti studio foto komersial era kolonial. 


Kursi Studio Foto : Membangkitkan Memori 100 Tahun Lalu...

Ketika menemukannya, kondisinya penuh debu dan kumal. Setelah sampai dirumah, agak lama saya menimbang-nimbang apakah layak saya mengoleksi kursi ini?

Namun membayangkan benda ini bersanding dengan lampu khas Eropa, bagaimana situasi masa lalu dalam foto-foto dan kartu pos tidak hanya menunjukkan imajinasi popular kelas elit kolonial, tapi juga dapat memaparkan praktik studio komersial pada masa itu saya langsung hanyut dalam romantisme zaman kolonial.

Penyesuaian dan resapan budaya mereka terhadap suasana sosio budaya di era Dutch East Indies, yaitu melalui perkawinan campur yang berlaku di antara kaum-kaum China dan pribumi pada masa itu.

Sebelum pertengahan kedua abad ke 20, generasi China Peranakan menyesuaikan diri dengan kehidupan Indies, lebih berbau tradisi Eropa mulai muncul. Fenomena ini kemudian melahirkan golongan priayi baru, yang memberikan tempat kepada semua kelompok masyarakat, di bawah pemerintah Hindia Belanda.

Kursi studio foto bergaya Art Nouveau yang mempunyai ukuran P.100 cm x L.50 cm x T.67 cm ini tertidur hampir 100 tahun. Salah satu yang paling jadi primadona kolektor, bernilai sejarah dan terbatas jumlahnya. SOLD OUT

Dutch Cabinet

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Dari segi tampilan, pernik masa Hindia Belanda kental dengan desain yang unik dan berkarakter.

Namun jika merunut sejarahnya, koleksi meja kabinet jumbo dengan ukuran P.58 cm x L.54 cm x T.126 cm ini muncul saat nusantara sedang dalam masa penjajahan kolonial Belanda.

Daerah-daerah yang pernah makmur pada jaman kolonial Belanda atau yang menjadi pusat kependudukan di jaman VOC. Banyak didapatkan meja kabinet semacam ini walau semuanya sering tidak lengkap atau rusak. 

Kunci berfungsi dengan baik. Ornamen seperti tak berubah, meskipun kasar namun menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.

Perpaduan sisi praktis yang ditampilkan melalui pembagian area penyimpanan pada dalam laci.

Nuansa Indische sangat terasa dari segi bentuk yang atraktif masih dibiarkan seperti aslinya.

Kayu jati tua berkualitas bagus memiliki permukaan yang sangat dekoratif. Tekstur dan serat kayunya terbentuk dengan sempurna dan indah.

Berburu perabot peninggalan Nederlandsche Indies semacam ini, bukanlah perkara mudah. Tak banyak yang tersisa dari perabot kuno ini. Meski bekas, kualitasnya masih sangat terjaga.

Memanfaatkan kualitas kayu jati solid bidang lebar dan besar, wujud yang terlihat selain kejujuran konstruksi, kekuatan garis, dan proporsi volume.

C.Schlieper - Remscheid tergolong kunci yang memiliki reputasi baik dan sulit dicari.

Tampak jelas terlihat pembedaan gradasi yang timbul akibat efek iklim tropis yang berlangsung selama puluhan tahun, menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut. 

Tak ada yang keberatan, tak ada pula yang menduga bahwa di kemudian hari, perabot "Dutch Cabinet Indische" ini melegenda. Salah satu yang paling jadi primadona kolektor, bernilai sejarah dan terbatas jumlahnya. 


Sebuah Jejak Kolonialisme...

Tiap perubahan jaman, desain dari furniture dapat berubah dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tapi kenyataannya, hingga kini gaya Eropa pada perabot ini tetap memiliki nilai lebih yang tak mungkin dimiliki oleh gaya lain.

Kelebihan lain dari lemari kabinet tersebut adalah bisa masuk dalam segala style desain interior.
Sungguh warisan masa lampau yang berharga, yang dahulu sempat prominen dimasanya.

Menempatkan perabotan kabinet ini dalam komposisi yang formal, dapat menghasilkan suasana tenang juga mempunyai aura yang sanggup menahan keabadian.

Kesan klasik dan bentuknya yang unik cocok digunakan pada ruangan dengan gaya interior apapun sebagai centerpoint yang memukau dalam tatanan interior. Mau ??? SOLD OUT

Thonet Bentwood Chair

Author: Kedai Barang Antik / Labels: ,

Pada umumnya koleksi seperti ini dimiliki oleh golongan kaya dan berpengaruh (ketokohan) sebagai parameter sekaligus mengekspresikan kemapanan pemilik.

Elemen-elemen pola organik seperti tumbuhan bergaya vernakular Eropa yang banyak digunakan dalam perabotan kolonial Hindia Belanda antara tahun 1900 sampai tahun 1920-an.

Pola geometris atau bunga ornamen sebuah sintesis dari budaya Timur dan Eropa, nampak mewah dan mengundang decak kagum. 

Tapi bukan pula yang kondisi furniture utuh itu selalu replika. Sebab disimpan secara apik dan rapi oleh pemiliknya.

Bentukan lengkung konstruksi kursi terlihat glamour, dengan karya seni tinggi. 


Sangat kokoh dan tidak berubah hingga sekarang, paper marking dan stamp "THONET" masih terasa jejak-jejaknya walau sudah tergerus arus zaman dan waktu. 


Dengan ciri bentuk yang tegas, elemen lengkung yang dikontraskan dengan garis lurus serta tetap dapat dijadikan sebagai bukti jejak kejayaan yang mewakili lapisan sejarahnya.



Tampak beberapa bagian yang kusam karena termakan usia, tetapi kecantikannya tak pernah pudar. Semakin tua usia kayu, warnanya akan semakin matang dan lama-kelamaan muncul patina atau tekstur kayu.

Dalam foto tersebut kita bisa melihat lagi bagaimana situasi masa lalu. Dalam kurun waktu 1905-1915, pemilihan perabotan rumah tangga meramaikan ekstravagansa masyarakat Indies. Era itu disebut sebagai masa keemasan eksotik Hindia Belanda.


Timeless Design Dari Michael Thonet

Sekian lama dijajah oleh Belanda, meninggalkan jejak yang tak pernah hilang, sampai sekarang. Salah satunya pada desain perabotan interior dan arsitektur. Gaya kolonial, demikian kita seringmenyebutnya.

Gaya kolonial kental dengan pengaruh Eropa, tak heran kalau seringkali terlihat mirip dengan gaya klasik.

Michael Thonet (2 Juli 1796 – 3 Maret 1871) membuat furniture kursi yang memiliki terobosan atau inovasi baru di dunia furniture kala itu.

Ia mulai menemukan komposisi lem yang kuat untuk konstruksi join antar komponennya dan yang paling mengagumkan saat itu, ia sudah bisa membentuk lengkung dari material kayu dengan menggunakan uap panas.

Inovasi tersebut menghasilkan desain kursi yang belum pernah ada sebelumnya. Kursi yang sederhana, elegant, lebih ringan, nyaman, dan tahan lama.

Desain kursi buatan Michael Thonet tersebut memang istimewa dan menjadi desain yang mendunia hingga saat ini. Kelebihan lain dari desain kursi tersebut adalah bisa masuk dalam segala style desain interior.

Seperti kebanyakkan kursi masa itu yang digunakan di Belanda dan Perancis pada abad ke-17 hingga
abad ke-18 yang terbuat dari kayu Walnut dan biasanya bersandarkan dan dudukan anyaman rotan.

Kayu Walnut sulit ditemukan dan harganya sangat mahal dan diolah dengan cara pemanasan dan pembentukan, disebut dengan teknik "bentwood" bentuknya yang elegan, telah membawa pengaruh dan kesan khusus bagi para pemakai kursi-kursi tersebut.

Kayu Walnut yang bisa memberikan nilai estetika tinggi. Jika anda cermati kursi kayu solid melengkung dan teknik sambungan knock down material berharga dan eksotik sehingga mebel ini sangat mahal dan hanya dimiliki orang kaya. Tertarik memilikinya ? SOLD OUT