Pronkast de Batikkerij

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Tampilannya yang menarik dan tampak berumur menjadikannya barang collectible, karena sulit dicari. Perabot ini merujuk pada kelas masyarakat menengah atas, yang dahulu sempat prominen dimasanya. 

Dengan beberapa pengaturan sudut yang tepat, Anda akan mendapatkan sebuah penempatan pajangan yang dapat dinikmati oleh setiap mata yang memandang. 

Mampu bertahan hingga ratusan tahun, maka koleksi ini bisa dikatakan mengungkap perjalanan kultural yang bersifat romantis nostalgis.

Bentukan lengkung mahkota terlihat glamour, simetris, dan akulturasi dari 3 budaya : Indo-Eropa, Jawa dan Peranakan.

Bentuk konstruksi lemari berciri khas Indisch atau disebut gaya Indo-Eropa, model yang berkembang pada masa kolonial.

Tekstur dan kerapian pengerjaan memiliki kadar craftmanship yang tinggi.

Bukan sekadar keindahan perpaduan dan komposisi ragam hias ornamen ukir yang menarik diamati, tetapi juga semangat zaman yang dipancarkan koleksi tersebut.

Tak sekedar pajangan, meski renta barang ini menyimpan banyak cerita tentang gambaran Indonesia pada jamannya.

Kunci berfungsi dengan baik. Ornamen seperti tak berubah, meskipun kasar namun menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.

Dalam perjalanan waktu gaya perabotan seperti ini sudah jarang sekali tersimpan dalam keadaan utuh.

Perpaduan sisi praktis yang ditampilkan melalui pembagian area penyimpanan dengan pembagian bangku pajang penopang lemari tersebut. 

Identifikasi visual berupa bentuk-bentuk organis, garis tumbuhan, menjadi daya tarik dari masa ke masa.

Elemen-elemen bergaya vernakular Belanda menjadi gaya bentuk yang tak lekang dimakan waktu.

Perabotan antik yang bernuansa zaman kolonial Belanda. Menonjolkan sisi yang mengombinasikan keelokan dan efisiensi.


Sebuah Jejak Warisan Kemewahan Priyayi...

Memiliki koleksi lemari yang telah lalu dan berusia cukup lama, misalnya, 90 tahun lebih, merupakan sebuah keuntungan tersendiri.

Bila dicermati, koleksi sepasang lemari Pronkast de Batikkerij ini bisa memberi banyak cerita, meski tanpa kata-kata. Anda akan merasakan nuansa masa lalu yang unik di dalamnya.

Penempatannya disesuaikan dengan peruntukan penyimpanan dan fungsi ruang, bahkan memberi nilai estetika pada ruangan. Mempunyai ukuran T.143 cm x P.55.5 cm x L.36.5 cm.

Ini agar efeknya sesuai dengan karakter ruang memperkuat gaya sebuah interior, membentuk ciri khas, serta menciptakan sense of space ketika ada tamu yang memasuki rumah.

Koleksi sepasang lemari pajang ini mampu menghadirkan kerinduan dan mengingat kenangan manis di masa lalu.yang disesuaikan dengan iklim dan teknik bangunan di Hindia Belanda pada waktu itu.

Zaman boleh berganti, namun perabotan tua masih dibutuhkan dan digemari orang hingga abad ini. Perpaduan yang serasi antara nostalgia akan era yang telah lama berlalu benar-benar bisa membuat anda merasa seolah berada di zaman kolonial.

Melalui koleksi ini kita seolah diajak berkelana ke masa silam, menguak kehidupan masyarakat penguasa Vorstenlanden masa lampau. Eksotis ! SOLD OUT

Kursi Indische Empire Stijl

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Jejak-jejak perabotan masa kolonial karakteristiknya yang kuat sebagai langgam yang mudah dikenal. Selain ergonomis, sudut tegak lurus kursi menunjang kenyamanan.

Pada umumnya koleksi kursi seperti ini dimiliki oleh golongan kaya dan berpengaruh (ketokohan) sebagai parameter sekaligus mengekspresikan kemapanan pemilik.

Kelangkaan, orisinilitas dan usianya yang lebih dari 100 tahun ini membuatnya semakin menarik. Kayu jati masa lampau sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca.

Pola geometris ornamen pada sandaran punggung kursi merupakan sebuah sintesis dari budaya Timur dan Eropa.

Ornamen dekoratif yang atraktif masih dibiarkan seperti aslinya. Dari segi tampilan, benda lawas kental dengan desain yang unik dan berkarakter. 

Tekstur material anyaman rotan dipertahankan seperti aslinya, kualitas yang terjaga dalam originalitas.

Elemen-elemen bergaya vernakular Belanda yang banyak digunakan dalam perabotan kolonial Hindia Belanda antara tahun 1895 sampai tahun 1900-an.

Tidak hanya memukau secara fisik dan visual semata, namun menjadi refleksi zaman yang masih tampak indah hingga sekarang. 

Jika dicermati desain dan tekstur dengan ornamen yang ditonjolkan ada pahat dibuat dengan metoda korek; membuat permukaan kayu jadi cekung. Sungguh suatu selera perabotan Indies yang penuh cita rasa. 

Memperlihatkan aspek seni ukir era Vereegnide Oost Indische Compagnie (V.O.C) 

Semakin tua usia kayu, warnanya akan semakin matang dan lama-kelamaan muncul patina atau tekstur kayu.


Simbol Kemewahan Masa Lalu & Kini...

Koleksi konsol kayu yang sudah berusia lebih dari 100 tahun ini tak ternilai historisnya.Seolah bentangan jalan menuju masa lalu bercerita tentang makna dan rasa suatu masa.

Disaat bangsa Eropa mulai membaur dengan masyarakat Hindia Belanda, kebudayaan Indies mulai tampak dengan adanya bentuk perabot yang miripdengan gaya desain negara asal mereka.

Gaya desain tersebut tercipta dan lahir dari kerinduan para penguasa terhadap kampung halamannya. Desain yang dihasilkan tidak 100% sama seperti aslinya karena disesuaikan dengan iklim, tersedianya material dan penyesuaian dengan lingkungan alam sekitar di Hindia Belanda.

Koleksi ini merupakan jejak sejarah dan semangat zaman yang merekam bentuk eksotisme nilai paduan gaya Eropa yang disesuaikan iklim tropis Hindia Belanda. Menggambarkan situasi masa lalu yang sangat mewah dengan idiom budaya Eropa sentris.

Koleksi aritektural Hindia Belanda tahun 1905 yang mempunyai ukuran P.64 cm x L.66 cm x T.117 cm (46 cm) ini langka dan datang dari keterampilan yang tinggi, saya merasa beruntung menemukannya. Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT 

Lampu Meja Bidadari

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Dekorasi interior Kolonial sebagai manifestasi dari nilai-nilai budaya yang berlaku pada zaman itu, romantisme dan eksotisme masa lampau. 

Gaya kolonial kental dengan pengaruh Eropa, tak heran kalau seringkali terlihat mirip dengan gaya klasik.

Motif satwa populer pada abad pertengahan dan dipakai sebagai sumber acuan simbol-simbol yang dipakai dalam berbagai karya seni pada masa itu.

Nampaknya lampu meja peninggalan Hindia Belanda di masa sekarang ini, belum mau dipensiunkan.

Perabotan kuno masa Kolonial di Indonesia, sebagian besar masih tersembunyi juga semakin menyusut drastis.

Inilah koleksi lampu peninggalan sejarah kolonial di Indonesia, dengan segala keunikan, romantisme dan eksotisme masa lampau. 

Koleksi lampu semacam ini umumnya menghias bangunan rumah peristirahatan, yang lazim disebut landhuis dengan patron Belanda.


Lampu Cantik Sensasi Abad Pertengahan...

Beberapa pernak pernik peninggalan tempo dulu serta ragam corak ornamen yang menghiasinya, seolah bisa memutar waktu tempo dulu.

Ini dianggap bernilai, karena desain bentuk motifnya yang klasik. Lampu ini menjadi penanda kelas sosial pada masyarakat kolonial yang dibeda-bedakan berdasarkan ras dan status sosial.

Desain bentuknya dengan ornamen yang langka, penuh makna simbolisasi. Kesan klasik dan bentuknya yang unik cocok digunakan pada ruangan dengan gaya interior apapun sebagai centerpoint yang memukau dalam tataan interior.

Lampu era masa lampau yang mempunyai ukuran tinggi 65 cm ini tertidur hampir 100 tahun. Salah satu yang paling jadi primadona kolektor, bernilai sejarah dan terbatas jumlahnya.

Lemari Cabinet Van de Pol

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Sebuah lemari cabinet Van de Pol merupakan original peninggalan kolonial pada era Dutch East Indies, sebagai simbol kekuasaan, status sosial, dan kebesaran penguasa saat itu. Salah satu yang paling jadi primadona kolektor, bernilai sejarah dan terbatas jumlahnya. 

Jika anda mencintai perabotan peninggalan Dutch East Indies dan ingin sesuatu yang unik, melalui koleksi ini kita seolah diajak berkelana ke masa silam. Awesome !!!

Jika dilihat secara keseluruhan, konstruksi lemari bergaya Dutch Colonial ini sangat jauh dari kesan simple. Menggunakan material papan bidang kayu jati lembaran serba besar dan kualitas baik pada masanya. 

Lemari Van de Pol koleksi klub Societeit ini memperkuat gaya sebuah interior, membentuk ciri khas, serta menciptakan sense of space ketika ada tamu yang memasuki rumah.

Selain jenis kayu, menarik juga untuk dicermati bagaimana ornamen pintu lemari ini dibuat dengan rapi. Ada pahat yang dibuat dengan metoda korek; membuat permukaan kayu jadi cekung.

Handle kayu bernuansa masa lampau tampak masih kokoh dan mantap, sehingga penampilannya lebih kontemporer. 

Bagian dalam lemari, bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang atau buku kesayangan anda.

Struktur panel pintu kayu jati bidang lebar satu lembar papan, lebih kuat dan tak mudah pecah.

Bentuk kaki penopang meja berciri khas klasik dengan tiang meruncing berbentuk ulir spiral. Inilah karakteristik desain Van der Pol dalam kehidupan sosial masyarakat pada masa itu.

Lemari Van de Pol ini mempunyai struktur permukaan datar dan dasar yang terdiri dari 4 kaki bergaya Indisch ulir spiral sebagai penopangnya.

Jejak-jejak perabotan masa kolonial karakteristiknya yang kuat sebagai langgam yang mudah dikenal.

Gaya desain pada tarikan pintu lemari merupakan simbol kemewahan pada jaman dahulu.

Tampak beberapa bagian yang kusam karena termakan usia, tetapi kecantikannya tak pernah pudar. Hampir mustahil untuk menemukan dalam kondisi berfungsi baik dan utuh seperti ini.

C.Schlieper - Remscheid tergolong kunci yang memiliki reputasi baik dan sulit dicari.

Kunci lemari terbuat dari bahan kuningan dengan ornamen yang memukau dan masih berfungsi baik.


Perjalanan Panjang Lemari Bergaya Van de Pol...

Sebagai bagian dari sejarah, perabotan lama termasuk mebel dan tatanan interior di dalamnya,
selama ini termasuk hal yang hanya menjadi minat segelintir orang.

Tiap perubahan jaman, desain dari furniture buatan Van de Pol dapat berubah dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lemari cabinet bergaya Van der Pol ini mempunyai ukuran P.74 cm x L.58,5 cm x T.148 cm.

Disaat bangsa Eropa mulai membaur dengan masyarakat Hindia Belanda, kebudayaan Indies mulai tampak dengan adanya bentuk perabot yang mirip dengan gaya desain negara asal mereka.

Gaya desain tersebut tercipta dan lahir dari kerinduan para penguasa terhadap kampung halamannya. Desain yang dihasilkan tidak 100% sama seperti aslinya karena disesuaikan dengan iklim, tersedianya material dan penyesuaian dengan lingkungan alam sekitar di Hindia Belanda.

Sudah sepantasnya kita harus menjaga dan melestarikan elemen-elemen dari masa lalu. Jika tidak ada kepedulian tidak mustahil perabotan kuno peninggalan Hindia Belanda kelak hanya akan jadi sekedar cerita orang tua kepada anak cucunya. SOLD OUT 

Gramaphone His Master's Voice

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Koleksi ini menyimpan banyak cerita tentang budaya dan bagian dari kronologi perkembangan musik pada masa kolonial di Indonesia.

Perabotan lemari cabinet Gramaphone masa lampau yang pernah menjadi ikon zaman tetap masih digemari, dengan beberapa pengaturan sudut yang tepat, lemari ini dapat memiliki fungsi yang berbeda.

Jika melihat kondisinya, koleksi ini tampaknya barang warisan zaman turun temurun dan belum mau dipensiunkan. Tampilannya yang menarik dan tampak berumur menjadikannya barang collectible, karena sulit dicari.

Alat pemutar musik peninggalan masa penjajahan Belanda tersebut sekarang sudah jarang ditemui. Tak sekedar pajangan, barang ini menyimpan banyak cerita tentang perkembangan pemutar lagu di masa lalu.

Alat pemutar lagu ini patut disyukuri karena masih berfungsi dengan baik dan utuh yang dapat menceritakan masa lalu.

Sampai kini pun kondisinya tidak berubah, sungguh memikat bagi siapa saja yang melihatnya. Sebagai bukti jejak kejayaan yang mewakili lapisan sejarahnya. 

Handle tuas pemutar masih berfungsi baik, unik dan berkarakter simbol kemewahan pada jaman dahulu.

Pola geometris atau bunga ornamen sebuah sintesis dari budaya Barat dan Eropa dengan model yang berkembang pada masa kolonial.

Gramaphone bernuansa masa lampau buatan sekitar tahun 1920-an ini masih tampak kokoh dan mantap. 

Lemari cabinet sekaligus sebagai area penyimpanan plat dibagian bawahnya. Jenis kayu solid, sehingga kesan hangat dan karakter kayu lebih terasa.

Kelangkaan, orisinilitas dan usianya yang lebih dari 90 tahun ini membuatnya semakin menarik. Sinar matahari yang masuk menembus kaca warna lebih mengentalkan keindahan seni.

Peran sebuah cabinet ini tidak hanya untuk lemari penyimpanan plat. Pada bagian atasnya, difungsikan sebagai tempat alat pemutar gramofon. Jika decermati sampai kini pun warnanya tidak berubah.

Semakin tua usia kayu, warnanya akan semakin matang dan lama-kelamaan muncul patina atau tekstur kayu.

Dalam foto tersebut kita bisa melihat lagi bagaimana situasi masa lalu, menunjukkan imajinasi popular kelas elit kolonial. Sedangkan bagi penduduk pribumi, keterlibatan mereka dengan teknologi pemutar lagu ini adalah sebagai obyek terpotret, sebagai bagian dari properti kolonial.


Alunan Masa Lalu Dari Corong Gramofon Tua...

Zaman digital menawarkan segala kemudahan. Tapi toh masih ada selapis orang yang lebih suka bersusah payah dengan segala kerepotan untuk mendengar alunan musik dari corong gramofon tua.

Apalagi barang atau benda tersebut memiliki nilai historis tinggi, kenangan dan nilai tersebutlah yang memberi
inspirasi bagi para kolektor.

Daerah-daerah yang pernah makmur pada jaman kolonial Belanda dan kota-kota lain yang pernah jadi lokasi perkebunan, pabrik, dan permukiman Belanda banyak didapatkan Gramaphone walau semuanya sering tidak lengkap atau rusak.

Dalam kurun waktu 1905-1915, orkestra dan fotografi meramaikan ekstravagansa masyarakat Indies. Ada hal menarik dan bernilai dari sebuah gramofon corong  pemutar lagu ini, rasanya seperti terlempar ke masa silam zaman kolonial...Terdiam membayangkan para Meneer Belanda menikmati lagu Arm Den Haag yang didendangkan Wieteke van Dort, biduanita asal Belanda.

Dulu, pada zaman Belanda, hanya tuan dan nyonya Belanda serta selapis tipis kaum ningrat pribumi yang sanggup memiliki barang mewah setaraf gramofon sebagai simbol kekuasaan, status sosial, dan kebesaran penguasa saat itu. Kadang kala mereka menyewakan gramofon kepada warga yang sedang punya hajat pesta dengan ongkos tinggi. SOLD OUT