Melalui koleksi yang mempunyai ukuran P.58 cm x L.38 cm ini kita seolah diajak berkelana ke masa silam, menguak kehidupan masyarakat Tionghoa Peranakan masa lampau. Eksotis !
Namun jika merunut sejarahnya, koleksi sepasang pigura kaca cembung ini muncul saat nusantara sedang dalam masa penjajahan kolonial Belanda.
Sepasang pigura masa lalu ini memperkuat kesan oriental dan terlihat glamour. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa koleksi ini memang ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas.
Pengaruh Eropa dapat juga terlihat pada penggunaan motif dan ragam aplikasi warnanya. Kita bukan hanya menikmati aspek arkeologisnya, namun juga menciptakan sinergi unik untuk menarik perhatian.
Ternyata sentuhan motif kuno juga bisa menghadirkan citra mewah, usia dan desain antiknya menjadi daya pikat tersendiri.
Pigura Kaca Cembung : Eksotisme Gaya Oriental Di Bumi Nusantara...
Tidak dapat dilacak dengan pasti kapan pigura kayu potret diri ini dibuat, tapi diperkirakan sekitar tahun 1910 an. Pada masa itu pemerintah Belanda (Hindia Belanda) memberlakukan beberapa peraturan, yaitu Wijkenstelsel dan Passenstelsel.
Wijkenstelsel yaitu pemusatan permukiman komunitas Tionghoa dan etnik asing lainnya. Sementara peraturan Passenstelsel mengharuskan orang Tionghoa membawa kartu pas jalan jika mengadakan perjalanan keluar daerah.
Aturan Wijkenstelsel ini menciptakan pemukiman etnis Tionghoa atau pecinan di sejumlah kota besar di Hindia Belanda.
Kelengkapan aksesoris perabotan rumah tangga yang digunakan berbeda dari rakyat biasa sebagai manifestasi dari nilai-nilai budaya yang berlaku pada zaman itu. Dengan penempatan yang pas, sepasang pigura antik ini bisa tampil prima di tengah ruangan anda
Sepasang pigura masa lalu ini memperkuat kesan oriental dan terlihat glamour. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa koleksi ini memang ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas. Tapi, sungguh, ketika pertama melihatnya saya seperti terlempar ke masa silam. Berminat ? SOLD OUT
Namun jika merunut sejarahnya, koleksi sepasang pigura kaca cembung ini muncul saat nusantara sedang dalam masa penjajahan kolonial Belanda.
Sepasang pigura masa lalu ini memperkuat kesan oriental dan terlihat glamour. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa koleksi ini memang ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas.
Pengaruh Eropa dapat juga terlihat pada penggunaan motif dan ragam aplikasi warnanya. Kita bukan hanya menikmati aspek arkeologisnya, namun juga menciptakan sinergi unik untuk menarik perhatian.
Ternyata sentuhan motif kuno juga bisa menghadirkan citra mewah, usia dan desain antiknya menjadi daya pikat tersendiri.
Pigura Kaca Cembung : Eksotisme Gaya Oriental Di Bumi Nusantara...
Tidak dapat dilacak dengan pasti kapan pigura kayu potret diri ini dibuat, tapi diperkirakan sekitar tahun 1910 an. Pada masa itu pemerintah Belanda (Hindia Belanda) memberlakukan beberapa peraturan, yaitu Wijkenstelsel dan Passenstelsel.
Wijkenstelsel yaitu pemusatan permukiman komunitas Tionghoa dan etnik asing lainnya. Sementara peraturan Passenstelsel mengharuskan orang Tionghoa membawa kartu pas jalan jika mengadakan perjalanan keluar daerah.
Aturan Wijkenstelsel ini menciptakan pemukiman etnis Tionghoa atau pecinan di sejumlah kota besar di Hindia Belanda.
Kelengkapan aksesoris perabotan rumah tangga yang digunakan berbeda dari rakyat biasa sebagai manifestasi dari nilai-nilai budaya yang berlaku pada zaman itu. Dengan penempatan yang pas, sepasang pigura antik ini bisa tampil prima di tengah ruangan anda
Sepasang pigura masa lalu ini memperkuat kesan oriental dan terlihat glamour. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa koleksi ini memang ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas. Tapi, sungguh, ketika pertama melihatnya saya seperti terlempar ke masa silam. Berminat ? SOLD OUT